Tiada rasa yang tersimpan,
Semua nampak pada mata hati,
Seperti lelah sudah aku berlari,
Memaling muka hanya berpura belaka,
Meyakinkan diri dari yang terjadi,
Aku lebih memilih menerima,
Dihadapan tuhan dan minta ampunan,
Tapi daya memaksa raga bercerita,
Melawan tak tau menang atau karam,
Menunggu hanya jadi sebab pilu,
Merekah dada sudah diujungnya,
Menahan lentusan murka di dada,
Ah aku nekad saja,
Daripada kerja paksa,
Dan mati oleh kecewa,
Hidup pula tak pernah tertawa,
Kecuali sebuah sandiwara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar