Rabu, 18 Februari 2015

FUTSAL



Bermain bola,
Futsal adalah permainan tim yang sebenarnya membutuhkan strategi dan kekompakan antar pemainya,
Walaupun pemainya tak sebanyak sepak bola tapi justru lebih banyak membutuhkan energi dan skill, pada umumnya pemain akan lebih aktif karena luas lapangan yang lebih sempit dari permainan kesebelasan, otomatis si pemain harus sering bolak balik dan mencari posisi, bagi orang yang jarang olahraga seperti saya permainan ini lumayan bikin ngos-ngosan, apalagi ketiga pemain cadanganya sedikit, tapi dibalik itu banyak kesenangan dan manfaatnya, yang pertama tentu saja yang namnya olahraga akan melatih fisik istilahnya cari keringat lah, badan bisa fit dan ga mudah capek, kalau rutin mainya, yang kedua tentu permainan tim akan melatih kekompakan menekan keegoisan belajar berbagi dan percaya terhadap teman satu tim, belajar berstrategi, saling mengisi kekosongan dan menempatkan diri agar bisa mencetak gol, dari sini juga kita mampu membaca karakter seseorang apakah dia bisa diajak kerjasama atau tidak, saat pemain menerima bola keegoisanya akan diuji dia akan memilih menggocek bolanya sendiri atau berbagi ke teman, 

Tapi dibalik semua itu ada hal yang tidak kalah penting dari permainan ini yaitu persahabatan dan kebersamaan, ya sportifitas, saling mendukung, bekerjasama, bersosial dan pastinya ajang bersenang-senang sebagai obat setelah jenuh bekerja.

Jadi apa salahnya kita mencoba ikut bermain, terlepas apakah kita pintar atau sekedar bermain saja, toh ini kegiatan yang positif yang tak merugikan siapapun.
Jadi ayo bermain dengan sepenuh hati.

Mr.13

Wayang Dimataku


Wayang kulit, ketika mendengar kata itu saya selalu teringat bagaimana tokoh-tokoh didalamnya, kesatria yang gagah berani dan kuat, dengan lawan lawanya yang juga tak kalah kuat, dan didalam setiap pertarunganya selalu diiringi dengan musik khas jawa yang menurut saya luar biasa, menunjukan keadaan dan situasi kejadian, wayang kulit adalah sebuah pergelaran seni yang konon katanya dibuat oleh sunan gunung jati yang pada saat itu digunakan untuk menyampaikan dan mensyiarkan agama islam di bumi Jawa, walaupun penokohan dan setting ceritanya mengadopsi cerita dan budaya hindu, yang asal muasalnya dari negeri India, bahkan nama nama kerajaan dan wilayah didalam cerita ini memang benar ada di India.
Cerita didalamnya pun sangat menarik tak hanya membahas tentang kepahlawanan dan peperangan tapi banyak pesan dan ilmu yang dapat kita ambil baik itu ilmu politik, kisah cinta, bahkan keluarga.
yang jika disimpulkan memang didalamnya seperti terdapat sebuah ajaran kehidupan, dan mungkin karena inilah para wali pada jamanya menggunkan cerita-cerita tersebut dan membungkusnya dalam kesenian wayang kulit.
Strategi luar biasa yang digunakan oleh para wali saat itu tanpa kekerasan tanpa menunjukan keegoisan dan ambisinya ingin meng Islamkan Jawa, para wali membaur dan mengajarkan Islam dengan cara membudayakan syariat-syariat Islam didalam keseharian masyarakat jawa, sampai akhirnya Jawa pun berhasil di islamkan banyak berdiri kerajaan kerajaan Islam.
Bahkan hingga saat ini Indonesia masih menjadi negara yang mempunyai penduduk dengan jumlah muslim terbanyak didunia.


Selasa, 17 Februari 2015

DEJAVU

Senin yang cerah,
Ceritanya gue punya agenda rapat, berhubung gue kerja jadinya gue uda niat dateng telat, curi-curi kesempatan buat kabur dari kantor, sebagai mahasiswa yang ikut organisasi, ceritanya gue pingin totalitas, bela-belain dari rawamangun menuju fatmawati dan bermacet-macet ria, tradisi yang wajib dijalani orang yang hidup dijakarta, perguruan tinggi gue emang hebat bisa dibilang punya cabang terbanyak se-DKI uda kaya francise, ya gitulah obama aja dukung haha, tapi gue tetep bangga setidaknya gue bisa bersosial dan aktif ya karena pake almamater kampus gue, skip akhirnya gue sampai di kampus fatmawati, walaupun nyasar dikit, maklum walaupun gue di jakarta uda 2 tahun tapi pengalaman gue di jalanan jakarta ga begitu hebat, uda gitu jalan-jalan protokol mulai anti roda 2, yah gapapa lah gue hargain usaha pemerintah yang katanya mau dibikin manusiawi, alhasil jam 1.30 tepat gue sampai di kampus fatmawati, rapat udah setengah jalan, wah banyak yang dateng, uda gitu mukanya akademisi semua, jelas lah orang kuliah akademi semua wkakakak, grogi dah gue... uda dateng telat, akhirnya rapat berlangsung sampai jam 3 dengan tingkat adrenalin yang lumayan hebat, minimal diatas 1 derajat dari permainan komedi putar, hasilnya pun jelas, kita bakal adain baksos di daerah bantaran sungai/kali ciliwung, selesai rapat kita sempetin tuh duduk bahas banyak hal, dari curhatan pribadi yang dikemas dalam bentuk yang diplomatis, sampai pada kebijakan-kebijakan kampus yang sedikit ganjal, bagaikan gumpalan daging yang kejepit dicelah celah antara dua gigi, apa tuh nama lainya,... termasuk juga ngomongin politik ter update yang katanya cicak vs buaya, jiahh udah kaya anggota dewan yang terhormat grak... Banyak opini yang keluar, namanya juga banyak kepala... pasti ada berbedaan dan persamaan, tapi 1 hal yang paling gue suka disini, dengan uang patungan seadanya kita beli tuh nasi bungkus sekitar 6 biji berikut lauk pauknya, karena jumlah pasukan yang terlampau banyak yang masing masing membawa perut yang udah kaya goa tak berpenghuni, bunyi gemanya bisa mantul kenceng banget kaya suara orang makan kripik kriiuukkk..kruukkk..kruukkk, digelarlah semua makanan dan disiramkan serta taburkan lauk pauknya uda kaya tebar bunga dikuburan, jari-jari nan lentik kami pun menggerayangi nasi dan lauk pauk itu, ini bahasa kok kaya fulgar banget ya, yah tangan-tangan yang ga tahu uda nyasar kemana aja itu langsung bercengkrama dengan butiran-butiran nasi yang putih dan suci dan berani semerah sambel trasi khas warteg, over all kebersamaan ini terlihat sungguh memesona tak kalah dengan wajah ayu putri kirana, jiaahhh.... Ceewek-ceweknya pun ga tebar gengsi macam cabai cabaian, paprika-paprikanan dan jenis jenis makanan pedas lainya.. Walaupun Cuma 1 sihh ceweknya yang ikut makan wkakakak...
Dalam hati gue bilang "ga sia sia nih dulu LDKM nya" *Latihan dasar kepemimpinan, ga perlu gengsi ga perlu malu malu, selama itu halal kita mah sedep aja makanya, gak kaya yang ono-ono, Lohh..., oke akhirnya wejangan yang sederhana inipun berakhir, satu persatu saling berpamitan yang hendak melanjutkan kisah klasik mereka, walaupun sambil nahan kerongkongan yang berlumur minyak karena tak ada lagi air-air yang tersisa untuk membasuh dan menyiram kerongkongan yang sudah mulai letih akibat beretorika terlalu banyak ala diplomat-diplomat profesional, waktupun sudah menunjukan pukul 17.00, awalnya gue mau bareng tuh ama anak cawang yang jalurnya juga sama kayak arah pulang gue ke rawamangun, tapi apa daya, daya persaingan yang diciptakan oleh gejolak kemacetan jalan raya membuat keegoisan dan rasa bersaing demi mendapatkan secuil jalan untuk roda-roda kami pun membuat kami berpisah, alhasil gue harus melanjutkan perjuangan pulang gue sendiri, dengan bermodal arah jalan raya, gue berusaha untuk tidak nyasar, begitu berat perjuangan ini, maklum beberapa tahun yang lalu semenjak mantengin komputer mulu siang malem akibat tuntutan kerja ditambah lagi perkembangan teknologi yang memaksa gue untuk pake hape layar sentuh yang tombolnya memancarkan sinar-sinar yang seharusnya mempunyai standar jarak pandang, tapi ga lucu kan kalau gue pake hape dengan jarak 30cm, dikira lagi pamer hape ntar.... hal inilah membuat daya penglihatan gue sedikit berkurang, banyak suka-dukanya mah, dukanya ya gini kalau uda sore seluruh jakarta serasa jadi warung remang-remang, perlu konsentrasi tinggi untuk melihat plang jalan, sempet beli kacamata tapi karena kalau pake kacamata tampang gue jadi 360 derajat bertambah ketampanannya, jadi suka ga enak ama cewek-cewek yang terpesona ama muka gue, akhirnya Tuhanpun menghendaki kacamata gue jatuh demi keamanan dunia ketampanan dan mengurangi persaingan, jangan muntah dulu tenang ini hanya cerita fiktif yang tokoh dan penggambaranya sangat diada-ada hahahaha..... Tapi kisah ini nyata ya, sedangnkan sukanya adalah ketika gue memandang sekeliling gue berasa jadi camera android yang pake aplikasi camera 360, apalagi kalau liat wajah cewek beuhhh itu kaya modus face mode, mukanya pada jadi cakep-cakep semua bro... soalnya mata gue pake efek nge-blur dan merona, hahaha. Jadi dosa gue berkurang kan karena ga perlu komen-komen tentang wajah seseorang didalam hati, srmua terlihat menwan bro... walaupun kadang suka nyesel sendiri hahahaha,
Oke sampailah gue di daerah menteng deket-deket suropati gitu, udah gelap sekitar jam 18.00, tambah ngeblur dah ni mata, guepun belok kearah suropati, niatnya mau ke arah manggarai mau dateng ke acara seminar entrepreneur gitu, yah sebagai jiwa-jiwa muda yang masih bersemangat, gue punya kemauan kuat untuk sukses semuda mungkin itupun dipengaruhi oleh pepatah cewek modern yang menyebutkan "cewek yang milih orang mapan bukan berarti matre tapi realistis" akibat pengaruh konsiprasi wanita inilah yang membuat gue berusaha sekuat tenaga untuk sukses, doain ya broo..siisstt.... Aamiiinn, yah walaupun kenyataanya banyak sekali orang sukses justru setelah menikah, sampelah ke sebuah perempatan yang dulu gue sempat nyasar ke manggarai, jadi gue kira hari ini gue bakal dapet buah manis dari kepahitan nyasar dimasa lalu, gue belok tuh, tiba-tiba didepan ada motor yang searah yang dengan genit mengedipkan lampu sent nya  ternyata entah kenapa serasa terhipnotis naluri gue kok mendorong gue untuk mengikuti tuh motor, tanpa sadar gue banting stir ehaksudnya banting stang kekiri, gue tetep optimis nemu jalan, gue turutin insting binatang gue, sampe setengah jalan gue ehh gue keder tuh dimana, mungkin insting kebinatangan gue kurang tajam, sempet ngikutin motor kirain dapet jalan eh ternyata 7 motor 8 termasuk gue masuk jalan buntu kawan-kawan, ketawa sendiri gue, ternyata dijakarta ga cuma gue doang yang suka keder, padahal jelas banget ada tulisan jalan buntu gede banget didepan gang.
Hahahahaha
Gue balik lagi kan, jam uda nunjukin pukul 18.15 makin malem kan, Dijalan dikomplek menteng ini gue baru ngeh ternyata kaya pernah ngalamin kayak gini, kaya pernah lewatin jalan ini kejadianya persis bro, dalam hati gue bilang "wah dejavu nih", bayangin bro gue ngerasanya ampe berulang 3 kali, tuh triple dejavu kawan, serasa kaya di filmnya tom cruise yang kalau mati ngulang lagi, mati ngulang lagi, kaya game GTA gitu lah, akhirnya gue nerusin jalan dan ketemu dah jalanya, gue sempetin liat jam uda pukul 18.30, dan ditengah keputus asaan gue akhirnya gue menemukan jalan, walaupun ke salemba, karena capek akhirnya gue pilih pulang dan teparlah dikamar, tentunya setelah shalat maghrib dulu...
Kebangun jam 8 karena kepikiran shalat isya, jiah alim banget gue, jadi kayak ria ini mah, abis itu sambil ngumpulin nyawa gue mikir tuh kejadian dejavu, gue amatin dan teliti secara seksama, dan sampailah gue pada titik penerangan, yang sangat mengejutkan ternyata gue bukan ngalamin dejavu kawan, gue cuma muter-muter didaerah itu, dan melewati jalan yang sama sampe tiga kali, menurut analisis gue karena terakhir lihat jam 18.15 kalau itu dejavu seharunya jamnya ga nambah tapi ini jadi jam 18.30 100% gue ga dejavu, dalam hati gue berbangga "cerdas juga analisis gue ya hahahaha" dan berakhirlah cerita gue ini.

Bagi kalian yang merasa cerdas silakan analisis cerita ini sebenarnya menggambarkan kecerdasan analisis gue tentang dejavu atau kebodohan gue untuk mengenali jalanan di jakarta. Hahaha

Salam hangat dan ceria
Mr.13










Senin, 16 Februari 2015

INSOMNIA

Diatas loteng ku bercerita
Kubuka segala imajiku
Mencoba melemahkan sel-sel otaku
Yang menahanku dari keterjagaan abadi
Kutatap sekitar
Mencoba membaca alam dalam kebisuanya
Terlihat pelita-pelita genit berkedip
Merah, kuning dan putih
Membacanya seperti mencoba memeluk udara
Kupandangi saja gelapnya mega
Berharap bulan menemaniku disini
Atau sekedar menyapa bintang tertutup awan
Kenapa kau diam
Kenapa kau berbicara dalam bahasa yang berbeda
Muakah kau denganku
Mendengar celotehku setiap waktu
Tapi aku nyaman denganmu
Kau setia mendengar, dan menunggu
Tak seperti dunia yang memojokanku
Tidak, aku tak bosan dengan dunia
Hanya saja kadang aku butuh tempat
Yang siap menampung kegelisahanku
Bukan hanya memaksaku untuk mengerti
Andai saja bahasa kita sama
Mungkin malam tak akan sesunyi ini
Atau setidaknya tak bising oleh suara-suara kemunafikan
Kau tahu bintang, aku tak selalu mengharap madu
Aku juga suka asam, asin, pahit dan manisnya kejujuran
Atau senyum, tangis, tawa, murung
Dari wajah wajah sebenarnya, bukan rekayasa
Karena aku tahu diriku
Yang buta membaca tanda tanda.

Jumat, 13 Februari 2015

Malam terakhir

Malam ini aku banyak diam,
Aku lebih banyak mengamati,
Ditengah tawa dan obrolan yang saling menyaut membenarkan atau menyalahkan,
Atau sekedar untuk meramaikan memecahkan kerinduan yang membeku setelah se tahun tak jumpa,
Disana banyak sekali gelak tawa, atau manjaan manjaan anak kepada orang tua yang sebenarnya juga sudah jadi orang tua.
Disinilah aku bertambah diam, mengamati dan mencoba menepatkan diriku disana jika saatnya nanti.
Ibuku bertanya kenapa aku banyak diam, aku cuma senyum tak menjelaskan,
Dalam hatiku aku ingin sekali berkata, ibu aku ingin melihat moment moment ini lebih lama, aku ingin mengingatnya lebih detil, aku tak ingin melewatkanya,
Supaya aku selalu ingat saat aku berjalan lagi sendiri di perantauan nanti, banyak moment yang kulupa tahun lalu, sehingga aku jarang mengingat bagaimana senyumu bagaimana ramainya ssbenarnya keluargaku,
Yah mau tak mau aku harus sendiri lagi nanti, mengadu nasib, meraih mimpiku lagi, melanjutkan ceritaku lagi dalam skenario tanpa kehadiran kalian disana.

Aku hanya ingin mengingat kalian lebih detil, sebagai pelipur disaat aku kesepian lagi disana, agar aku selalu mengingat kalian saat seperti ini, agar aku punya harapan indah lagi untuk pulang ditahun yang akan datang.

Ah ini berakhir lagi..........


To be continued...